Rabu, 15 Februari 2012

Antropologi budaya

PERUBAHAN KEBUDAYAAN

Semua kebudayaaan pada suatu waktu berubah karena bermacam-macam sebab. Dan penyebab dari perubahan tersebut adalah perubahan lingkungan yang dapat menuntut perubahan kebudayaanyang bersifat adaptif, karena kebetulan, kontak dengan bangsa lainsehingga diterimanya gagasan asing.

Tingkat dan arah perubahan kebudayaan tergantung pada beberapa faktor, antara lain adalah sampai berapa jauh suatu kebudayaan mendorong dan merestui fleksibilitas, kebutuan khusus kebudayaan pada suatu waktu tertentu, dan tingkat kecockan anasir baru dengan pola kebudayaan yang ada.

Mekanisme yang terkait dengan perubahaan kebudayaan dalam perubahan kebudayaan adalah penemuan baru, difusi, hilangnya unsur kebudayaan, dan akulturasi.

Perubahan kebudayaan melalui penemuan baru adalah mengacu pada penemuan cara kerja, alat, atau prinsip baru oleh seseorang individu, yang kemudian diterima oleh orang lain dan dengan demikian menjadi milik masyarakat.

Istilah penemuan baru selanjutnya dapat dibagi dibagi menjadi dua yaitu,

Ø Penemuan primer, adalah penemuan prinsip baru secara tidak disengaja.misalnya,penemuan bahwa pembakaran tanah liat membuat bahan tersebut keras selama-lamanya.

Ø Penemuan sekunder adalah perbaikan dengan menerapkan prinsip-prinsip yang sudah diketahui, misalnya, memberi bentuka pada tanah liat yang hendak dibakar dengan menggunakan teknik yang dikuasai menjadi objek-objek dikenal.

Hilangnya unsur kebudayaan berarti dibuangnya unsur atau praktek kebudayaan tanpa ada gantinya.Beberapa teori antropologi yang berusaha menerangkan dinamika perubahan yang dipaksa dengan kekerasan antara lain; kolonialisme dan penaklukan, pemberontakan dan revolusi, dan gerakan kebangkitan.

Adapun variasi kebangkitan adalah transisional yang mempercepat proses akulturasi sehingga lebih banyak menikmati keuntungan, milenarisme yang mengangkat golongan paria yang tertindas, nativis yang berusaha menyusun kembali cara kehidupan yang rusak tetapi belum dilupakan, revolusioner yang pertama-tama untuk melawan sistem ideologi dan struktur sosial dalam kebudayaan, dan modernisasi yang merupakan proses perubahan kulturak dan sosioekonomis di masyarakat yang sedang berkembang.

Proses modernisasi terdiri atas empat subproses,diantaranya ialah perkembangan teknologi, perkembangan pertanian, industrialisasi, dan urbanisasi. Hal-hal lain yang menyertai modernisasi adalah:

  1. Diferensiasi struktural: Pembagian tugas tradisional yang satu, yang mengandung dua fungsi atau lebih menjadi dua tugas atau lebih, masing-masing dengan tugas tunggal yang khusus.
  2. Mekanisme integrasi: Mekanisme budaya, seperti ideologi nasional, partai politik, kode hukum, yang maenangkal diferensiasi dalam masyarakat.
  3. Tradisi: Dalam masyarkat yang sedang mengadakan modernisasi, kebiasaan kultural kuno, yang dapat merintangi kekuatan diferensiasi dan integrasi baru.

TEORI-TEORI EVOLUSI KEBUDAYAAN

1.PROSES EVOLUSI SECARA UNIVERSAL

Menurut konsepsi tentang proses evolusi sosial universal, semua hal tersebut harus dipandang dalam rangka masyarakat manusia yang telah berkembang dengan lambat (berevolusi), dari tingkat-tingkat yang rendah dan sederhana, ketingkat yang makin lama makin tinggi dan komplex.

2.KONSEP EVOLUSI SOSIAL UNIVERSAL H.SPENCER

Pada tingkat evolusi sosial, waktu timbul masyarakat industri, dimana manusia menjadi sedemikian besarnya hingga kekuasaan otoriter rajapun tidak lagi cukup.

3.TEORI EVOLUSI KELUARGA JJ.BACHOFEN

Dalam teori ini memuat matriarchate, patriarchate, exogami, endogami serta susunan parental.

4.TEORI EVOLUSI KEBUDAYAAN INDONESIA

Anggapa Wilken tentang hukum adat di Indonesia sering dipandang sebagai dasar untuk perkembangan berbagai macam konsepmengenai hukum adat di Indonesia

5.TEORI EVOLUSI KEBUDAYAAN L.H MORGAN

Morgan mendapatkan suatu cara untuk mengupas semua sistem kekerabatan dari semua suku bangsa di dunia yang jumlahnya beribu-ribu itu, yang masing masing sangat berbeda bentuknya. Cara itu didasarkan pada gejala kesejajaran yang seringkali ada di antara sistem istilah kekerabatan ( system of kinship terminology) dan sistem kekerabatan (kinship system).Menurut Morgan, masyarakat dari semua bangsa di dunia sudah atau masih akan menyelesaikan proses evolusinya melalui kedelapan tingkat evolusi yaitu : Zaman Liar Tua, Zaman Liar Madya, Zaman Liar Muda, Zaman Barbar Tua, Zaman Barbar Madya, Zaman Barbar Muda, Zaman Peradaban Purba, dan Zaman Peradaban Masakini.

6.TEORI EVOLUSI RELIGI E.B. TYLOR

Penelitian Tylor mengenai tingkat-tingkat evolusi kebudayaan manusia telah menimbulkan padanya konsep survivals, faham survivals itu menjadi alat yang penting sekali bagi para penganut evolusionisme dalam menganalisa kebudayaan dan dalam menentukan tingkat evolusi dari tiap kebudayaan itu. Tylor menerangkan adanya unsur-unsur kebudayaan seperti motif, dongeng mitologi, permainan, bentuk bajak dsb.

7.TEORI J.G FRAZER MENGENAI ILMU GAIB DAN RELIGI

Manusia memecahkan soal-soal hidupnya dengan akal dan sistem pengetahuannya, tetapi akal dan sistem pengetahuan ada batasnya. Makin terbelakang kebudayaan manusia, makin sempit lingkaran batas akalnya. Soal-soal hidup yang tak dapat dipecahkan dengan akal dipecahkan dengan magic, ilmu gaib. Menurut Frazer, magic adalah semua tindakan manusia untuk mencapai suatu maksud melalui kekuatan-kekuatan yang ada di dalam alam, serta seluruh komplex anggapan yang ada di belakangnya

8.MENGHILANGNYA TEORI-TEORI EVOLUSI KEBUDAYAAN.

Pada akhir abad ke-19 mulai timbul kecaman-kecaman terhadap cara berpikir dan cara bekerja para sarjana penganut evolusi kebudayaan. Dengan demikian mulai tampak bahwa tingkat-tingkat evolusi dari para penganut teori-teori evolusi kebudayaan itu hanya merupakan konstruksi-konstruksi pikiran saja, yang tidak sesuai dengan kenyataan dan yang lama kelamaan tidak dapat dipertahankan lagi.

DIFFUSIONISME

TEORI PENYEBARAN DALAM ANTROPOLOGI

Diffusionisme merupakan salah satu teori dalam antropologi budaya yang bertujuan untuk menjawab masalah pokok dalam antropologi, yakni bagaimana persamaan dan perbedaan antar ratusan kebudayaan di dunia bisa muncul atau terjadi dan bagaimana hal itu berlangsung di masa lalu. Pandangan penganut aliran diffuse tidaklah bersifat tunggal.

Paling tidak ada tiga varian yang berbeda, yang masing-masing yang masing-masing menganut pandangan yang berbeda mengenai manusia dan kebudayaan, serta dapat dibedakan berdasarkan negara asal para penggagas teori tersebut, yakni:

1.kulturkreise : aliran difusi dari jerman-austria

a. Aliran Kulturkreise (lingkaran kebudayaan) dari F.Graebner

Masalah pokok yang dikemukakan Graebner adalah untuk mengetahui dan mengatakan bahwa dalam suatu daerah budaya tertentu ada lapisan budaya yang disisipkan satu diatas yang lain.hal itu mungkin saja dilakukan asal kajian tidak dilakukan dengan melihat seluruh dunia sekaligus, tetapi dimulai dengan memperhatikan beberapa daerah kebudayaan saja dan kemudian mempelajarinya dengan teliti, yaitu hanya pada gejala-gejala kebudayaan tertentu yang tidak begitu mudah dialihkan.

b. Aliran Kulturkreise dari Peter Wilhelm Schmidt S.V.D

Scmidt membedakan kebudayaan-kebudayaan manusia di masa lampau menjadi dua kategori, yakni : kebudayaan purba dan kebudayaan primer.

3.Aliran “pusat diffusi kebudayaan”

a. teori Pan-Babylonisme

H.winckler berpendapat bahwa semua mitos adalah mitos astral, atau mitos mengenai benda-benda langit. Mitos semacam ini bagaimanapun juga didasarkan atas pengetahuan yang matang tentang gerak benda-benda langit, dan ini tentunya muncul dikalangan mereka yang memiliki pengetahuan semacam itu. Mereka ini adalah orang-orang Babylon yang pengetahuan tentang benda-benda angkasa ternyata jauh lebih maju daripada bangsa-bangsa lain dimuka bumi pada masa itu.

b. teori Pan-Mesirisme

semua kebudayaan yang tinggi, sebut saja peradaban, pasti berasal dari mesir. Teori ini jelas tidak banyak perbedaanya dalam hal isi dengan teori Pan-Babylonisme. Hanya pusat persebaran kebudayaan saja yang digeser.

4.Aliran Partikularisme Historis

5.Kajian “Wilayah Kebudayaan” Di Amerika Serikat

6.Kritik terhadap teori penyebaran kebudayaan

7.Dari diffusi ke akulturasi

8.Penyebaran kebudayaan: Penajaman analisis

9.Metode penelitian penyebaran kebudayaan

Metode yang biasa digunakan, yakni:rekonstruksi historis, kajian kembali, dan pemantauan yang terus menerus.

10.Globalisasi: Teori diffusi kebudayaan dengan kemasan baru.

MASA DEPAN MANUSIA

Kebudayaan merupakan sarana yang utama bagi umat manusia untuk mencoba memecahkan berbagai masalah kehidupannya. Ahli antroppologi tidak dapat lebih tepat meramalkan masa depan bentuk kebudayaan . Akan tetapi, mereka dapat mengidentifikasikan kecenderungan-kecenderungan tertentu, yang kalau tidak demikian mungkin tidak akan kita sadari dan mereka dapatc memperkiraan sebelumnya beberapa akibat yang dapat diharapkan kalau pols keadaan itu berlanjut.

Dewasa ini banyak terdapat tendensi-tendensi dalam evolusi kebudayaan. Salah satu tendensi besar dalam evolusi kebudayaan saat ini adalah kecenderungan untuk meniru produk, teknologi, dan praktek-praktek dunia industry. Akan tetapi, kecenderungan yang berat sebelah kea rah satu kebudayaan dunia yang homogeny itu diimbangi oleh tendensi lain yang amat kuat dan berlawanan, yang menuju kea rah pertumbuhan masyarakat yang prularis.

Gambaran yang muncul dari bentuk kebudayaan yang akan dating akan ditentukan oleh keputusan umat manusia yang harus dilakukan salah satunya adlah sistem apharteid. Salah satu konsekuensi sistem apharteid adalah banyaknya kekerasan structural yang ditimbulkan oleh situasib, kelembagaan, structural politik, sosial, dan ekonomi.

Kekerasan seperti itu yang meliputi terlalu banyaknya penduduk yang kekurangan pangan, polusi dan ketidakpuasan yang tersebar luas di seluruh dunia. Mengatasi masalah-masalah kekerasan structural yang dihadapi oleh species manusia dewasa ini, barangkali hanya mungkin dilaksanakan kalau kita dapat menurunkan angka kelahiran. Saat ini banyak metode keluarga berancana yang efektif.

Sejumlah masalah masyarakat dunia juga tergantung pada berkurangnya kesenjangan antara tingkat hidup Negara-negara miskin dan maju. Ini akan menuntut perubahan-perubahan yang nilai yang dramastis dalam masyarakat Barat yang berorientasi pada materi dan kepada konsumen.

KONSEPSI-KONSEPSI MENGENAI PERUBAHAN KEBUDAYAAN

1.Perubahan Kebudayaan,Akulturasi, dan Inovasi

Teori-teori itu menggambarkan adanya gerak-gerak migrasi dari bangsa-bangsa yang mereka jumpai di daerah-daerah yang mereka lalui ketika bermigrasi,sehingga menyebabkan perubahan kebudayaan-kebudayaan itu.

2.Metode-Metode Untuk Mengamati, Melukiskan, dan Menganalisis Suatu Proses Akulturasi

Suatu metode untuk mengobservasi suatu proses akulturasi yang terjadi dalam suatu masyarakat, adalah Metode reported observation at intervals, yang mewajibkan peneliti untuk mengamati suatu masyarakat yang sedang mengalami pengaruh kebudayaan asing dengan beberapa kunjungan yang dilakukan dengan selisih waktu bebeapa tahundi antara tiap kunjungan.

3.Jalannya Suatu Proses Akulturasi

Dalam proses akulturasi diferensial , telah muncul pula konsep mengenai proses transformasi dari kebudayaan folk dan petani desa tradisional maupun kebudayaan kota industry.

4.Masalah Psikologi Dalam Suatu Proses Akulturasi

Dalam tiap masyarakat dapat dipastikan ada individu-individu dengan watak kolot, tetapi ada juga individu-individu dengan watak yang progresif. Masalah sebab musabab yang lebih mendalam mengenai adanya individu yang lebih progresif daripada yang lain.

5.Masalah Timbulnya Inovasi

Suatu gejala penting yang menyebabkan terjadinya inovasi adalah penemuan baru dalam bidang teknologi.

6.Gejala Penolakan Atau Penghindaran Akulturasi

Masyarakat yang sedang mengalami transisi yang cukup kuat, mereka mampu menyusun kekuatan untuk menentang unsure-unsur yang baru itu dan menghentikan proses akulturasi itu untuk sementara waktu.

7.Kerangka-kerangka Neo-Evolusionis

Teori-teori yang dikembangkan secara deduktif oleh para ahli evolusionisme kebudayaan dan difusi unsure-unsur kebudayaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar